Tuesday 26 February 2013

Karya Ilmiah Remaja "Pembuatan Pestisida Alternatif"

LEMBAR PERSETUJUAN Judul : “Pembuatan Pestisida Alternatif Pada Tanaman Cabai” Nama pesrta didik : Bahrul Ulum Kelas / No. Absen : X TKJ 1 / 10 NIS : 14916 Menyetujui : Guru Pembimbing 1 Guru Pembimbing 2 Siti Rohayu S.P.d Muljas Hardi S.Pd NIP. NIP. Menyetujui Kepala Sekolah SMPN 1 SUKODONO Winadi, S.Pd, M.Pd NIP. 196105021981121004 KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT. Atas petunjuk dan bimbingan-Nya kami dapat menyelesaikan karya ilmiah ini dengan baik. Penelitian ini sangat penting bagi saya. Disamping dapat menuangkan gagasan dalam bentuk tulisan, melalui penelitian ini, kami juga dapat berlatih menjadi insan peneliti di masa depan. Bagaimanapun hasilnya masih sangat sederhana, karya ilmiah ini dapat terselesaikan berkat bantuan beberapa pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada: 1. Bapak guru SMPN 1 SUKODONO 2. Ibu guru Siti Rohayu yang banyak memberi pengarahan 3. Bapak Winadi S.P.D, M.P.D selaku kepala sekolah SMPN 1 SUKODONO 4. Teman-teman kelas VIII yang memberikan bantuan dan motivasi untuk menyelesaikan Karya Ilmiah ini 5. Dan segenap pihak yang tidak mungkin penulis sebut satu persatu Saya selaku penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak yang membaca karya tulis ilmiah ini. Semoga karya tulis ilmiah ini bisa bermanfaat. Lumajang, Juni 2011 Penulis Bahrul Ulum DAFTAR ISI Lembar Pengesahan 1 Kata Pengantar 2 Daftar Isi 3 BAB I : PENDAHULUAN A. Latar Belakang 4 B. Rumusan Masalah 5 C. Tujuan Penelitian 5 D. Manfaat Penelitian 5 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Macam-macam pestisida yang digunakan sebagi pestisida organik 6 1. Daun Mimba 6 2. Tembakau 7 3. Gadung 7 4. Sirsak 8 5. Ecotan 8 B. Tanaman Cabai 8 1. Macam-macam Cabai 9 2. Budidaya Cabai 9 3. Kandungan 10 D. Hama 10 BAB III : METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian 11 B. Tempat dan Waktu 11 C. Cara Kerja 11 BAB IV : PEMBAHASAN A. Khasiat dan Kandungan Dalam Buah Sirsak 12 BAB V : PENUTUP DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………………………………………………………..14 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sebagian besar pekerjaan rakyat Indonesia adalah petani yang mencapai 60%, 40% lebih dari petani hidup dibawah garis kemiskinan, sedangkan 50% lebih lainnya tergolong miskin. Karena itu, sector pertanian menjadi penting dan peningkatan pendapatan petani akan berdampak secara langsung terhadap ekonomi makro bangsa Indonesia. Pengalaman di Indonesia dalam menggunakan pestisida untuk program intensifikasi, ternyata pestisida dapat membantu mengatasi masalah hama pada padi. Pestisida dengan cepat menurunkan populasi hama, hingga meluasnya serangan dapat dicegah dan kehilangan hasil karena hama dapat ditekan. Penggunaan pestisida di Indonesia dari tahun ke tahun terus meningkat. Menurut Atmawijaya, pada tahun 1985 diperkirakan menggunakan 10.000 ton pestisida, pada tahun 1991 meningkat menjadi 600.000 ton. Dari penggunaan pestisida kimia banyak sekali menimbulkan dampak negative terutama keracunan, seperti yang dialami Indonesia kasus keracunan antara lain di Kulon Progo terdapa 201 kasus karacunan dengan pemeriksaan fisik dan klinis, 50 orang diantaranya di periksa dilaboratorium dengan hasil 15 orang (30%) keracunan. Untuk melindungi kesehatan masyarakat dan lingkungan terhadap dampak negative akibat penggunaan pestisida kimia, perlu adanya upaya pengawasan pengaman pestisida. Dari permasalahan tersebut, dibutuhkan adanya pemecahan masalah yang dapat meringankan beban permasalahan para petani. Salah satu cara yang dapat dipakai adalah dengan beralih dari penggunaan pestisida kimia ke pestisida organic yang alami dan ramah lingkungan. Hasil laporan dari berbagai propinsi di Indonesia menyebutkan lebih dari 40 jenis tumbuhan berpotensi sebagai pestisida organic. Hamid dan Nuryani mencatat di Indonesia terdapat 50 famili tumbuhan penghasil racun. Namun hal ini tidak menutup kemungkinan untuk ditemukannya family tumbuhan yang baru. Didasari oleh banyaknya jenis tumbuhan yang memiliki khasiat insektisida maka penggalian potensi tanaman sebagai sumber insektisida organic sebagai alternative pengendalian hama tanaman cukup tepat. Daun mimba, tembakau, gadung, jeringau, daun sirsak adalah jenis tanaman yang banyak tumbuh didaerah Maduran, dan dianggap tidak bermanfaat karena kurangnya pengetahuan msyarakat mengenai manfaat dan kandungan tumbuhan ini. Berdasarkan hal tersebut, penulis mencoba untuk berperan serta dalam menanggulangi msalah pestisida diatas, yaitu dengan membuat pestisida yang berasal dari bahan alami yang ramah lingkungan dan tidak mempunyai efek samping. B. Rumusan Masalah Adapun masalah-masalah yang akan dijadikan objek pembahasan dari karya ilmiah ini adalah sebagai berikut : 1. Apakah daun mimba, tembakau, gadung, sirsak, ecotan dapat dimanfaatkan sebagai alternative pembuatan pestisida organic pada tanaman cabai merah? C. Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Ingin mengetahui apakah daun mimba, tembakau, gadung, sirsak, ecotan dapat dimanfaatkan pembuatan pestisida alternative pada tanaman cabai merah? D. Manfaat Penelitian Manfaat dari peneleitian ini sebagai berikut : 1. Bagi pemerintah dapat dijadikan sebagai pertimbangan untuk pembuatan pestisida organic guna mengurangi penggunaan pestisida kimia yang berdampak negative bagi lingkungan maupun masyarakat. 2. Bagi masyarakat petani untuk memberikan informasi baru tentang penggunaan pestisida organic yang ramah lingkungan. 3. Bagi penulis untuk menerapkan ilmu pengetahuan yang diperoleh di kelas untuk diterapkan pada karya ilmiah dan dapat dijadikan sebagai sebuah informasi baru yang dapat diambik manfaatnya. BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Macam-macam tumbuhan yang digunakan sebagai pestisida organic : 1. Daun Mimba a. Morfologi tanaman Tanaman morfologi merupakan pohon yang tinggi batangnya mencapai 20m. Kulit tebal, batang akar kasar, daun menyirip genap, dan berbentuk lonjong dengan tepi bergerigi dan runcing, sedangkan buahnya merupakan buah batu dengan panjang 1 cm. Buah mimba dihasikan dalam satu sampai dua kali setahun, berbentuk oval, bila masak dagingnya berwarna kuning, biji ditutupi kulit keras berwarna coklat dan didalamnya melekat kulit buah berwarna putih. b. Penjelasan Daun 1. Organoleptis Daun mimba berbau tanah dan mempunyai rasa pahit. 2. Makroskopis Helaian anak daun berwarna coklat kehijauan, berbentuk bundar telur memanjangnya tidak setangkup sampai serupa bentuk bulan sabit agak melengkung, panjang helaian daun 5 cm, lebar 3cm sampai 4cm. Ujung daun meruncing, pangkal daun miring, tebi daun bergerigi kasar. Tulang daun menyirip, tulang cabang utama umumnya hampir sejajar satu dengan yang lainnya. 3. Kandungan Daun mimba mengandung senyawa-senyawa diantaranya sitosterol, Hyperoside, nimbolide, quercetin, quercitrin, melantriol, azadirachtin, salanin, dan nimbine. Beberapa diantaranya diungkapkan memiliki aktivitas antikanker. Daun mimba mengandung nimbine, 6-desacetyibimbine, nimbolide, dan quercetin. Kandungan daun mimba yang sangat kuat membunuh hama : a. Azadirachtin yang dikandung mimba berperan sebagai ecdycun blocker atau zat yang dapat menghambat kerja hormon edycson, yaitu suatu hormon yang berfungsi dalam proses metamofosa serangga. Biasanya kegagalan dalam metamorfosa sering kali mengakibatkan kematian. b. Salanin berperan sebagai penurun nafsu makan (antifeedant) yang Mengakibatkan daya rusak serangga sangat menurn, walaupun serangganya sendiri belum mati. c. Melantriol berperan sebagai penghalau (repplent) yana mengakibatkan hama serangga enggan mendekati zat tersebut. d. Nimbin dan nimbidin berperan sebagai anti mikro organisme seperti antivirus bakterisida, dan fungisida yang sangat bermanfaat untuk digunakan dalam mengendalikan penyakit tanaman. 2. Tembakau a. Pengertian Tembakau adalah produk pertanian yang diproses dari daun tanaman dari genus nicotina. Tembakau dapat dikonsumsi, digunakan sebagai pestisida dan dalam bentuk nikotin tartratdapay digunakn sebagai obat. b. Kandungan Tembakau senyawa yang ditemukan adalah nikotin. Daun tembakau kering mengandung 2-8% nikotin. Nikotin merupakan racun syaraf bereaksi sangat cepat. Nikotina memiliki daya karsinogenik yang menyebabkan penyakit kanker. Kandungan nikotina yang terdapat pada tembakau yang dijadikan sebagai bahan pestisida organic dapat memati-kan ulat grayak secara kontak. 3. Gadung a. Pengertian Gadung memiliki bentuk semak, menjalar, permukaan batang halus, ber- duri, warna hijau keputihan. Daun tunggal, lonjong, berseling, ujung lancip, pangkal tumpul, warna hijau. Perbungaan bentuk tandan, ketiak daun, kelopak bentuk corong, mahkota hijau kemerahan. Buah bulat, warna tua biru kehitaman, biji bentuk ginjal, bagian yang digunakan bentuk rimpang b. Kandungan Gadung mengandung HCN (Asam sianida) dioscorin (racun penyebab kejang), saponin, amolium, CaC204, antidotum. Alkohol dioskorina, dio-sgenia, furanoid norditerpena, zat pati, dan tannin. Kandungan HCN yang terdapat pada gadung yang dijadikan sebagai bahan pestisida organic dapat mematikan ulat grayak secara kontak. 4. Sirsak a. Pengertian Sirsak, nangka belanda atau durian belanda, adalah tumbuhan berguna yang berasal dari Karibia, Amerika Tengah, dan Amerika Selatan. Di berbagai daerah Indonesia dikenal sebagai nangka sebrang, tumbuhan ini didatangkan oleh colonial Hindia Belanda ke Nusantara yaitu pada abad ke-19, meskipun bukan berasal dari Eropa. Tanaman ini ditanam secara komersial untuk diambil daging buahnya. Tumbuhan ini dapat tumbuh di sembarang tempat, paling baik ditanam di daerah yang cukup air. Contoh gambar : 5. Ecotan a. Pengertian Ecotan yang dicampur dengan pestisida, akan lebih efektif karena ecotan dilengkapi dengan enzim sebagai katalisator organik yang dapat meningkatkan kinerja pestisida. Disamping itu ecotan dilengkapi dengan chellate yang berfungsi sebagai buffer atau penyangga pH larutan, karena mampu munetralisir radikal – radikal bebas. b. Komposisi Ecotan Terbuat dari sari pati tumbuhan dan air mineral alam yang bermanfaat untuk tanaman padi, hortikultura, palawija, dan tanaman lainnya secara menakjubkan, dengan biaya yang murah dan menguntungkan petani. Salah satu keunggulan cairan ecotan adalah seluruh bahan baku berasal dari dalam negeri. B. Tanaman Cabai 1. Macam – macam Cabai a. Cabai Merah Cabai atau cabe merah atau Lombok adalah buah dan tumbuhan anggota genuscapsicum. Buahnya dapat digolongkan sebagai sayuran maupun bumbu, tergantung bagaimana digunakan. Sebagai bumbu, buah cabai yang pedas sangat popular di Asia Tenggara sebagai penguat rasa makanan. Bagi seni masakan padang, cabai bahkan dianggap sebagai “Bahan makanan pokok” kesepuluh. Sangat sulit bagi masakan padang dibuat tanpa cabai. Cabai atau Lombok termasuk dalam suku terong- terongan dan merupakan tanaman yang mudah ditanam ditaran rendah ataupun didataran tinggi. Tanaman cabai banyak mengandung vitamin A dan vitamin C serta mengandung minyak atsiri cap saicin, yang menyebabkan rasa pedas dan memberikan kehangatan panas bila digunakan untuk rempah – rempah. b. Cabai Rawit Cabai rawit atau cabe rawit, adalah buah dan tumbuhan anggota genoscapsicum. Selain di Indonesia, ia juga tumbuh dan populer sebagai bumbu masakan di Negara- Negara Asia tenggara lainnya. Buah cabai rawit berubah warnanya bdari hijau menjadi merah saat matang. Meskipun ukurannya lebih kecil daripada varitas cabai lainnya, ia dianggap cukup pedas karena kepedasannya mencapai 50.000 – 100.000 pada skala scoville. Cabai rawit biasa dijual di pasar – pasar bersama dengan varitas cabai lainnya. c. Cabai Jawa Cabai jawa, cabe jamu, lada panjang, adalah kerabat lada dan termasuk dalam suku sirih – sirihan atau piperaciae. Dikenal pula sebagai cabe solak ( Madura) dan cabia (Sulawesi). Tumbuhan asli Indonesia ini polpuler sebagai tananaman obat pekarangan dan tumbuh pula di hutan – hutan sekunder dataran rendah (hingga 600 meter diatas permukaan laut). 2. Budidaya Cabai 1. Pemilihan bibit a. Pilih bibit seragam, sehat, kuat dan tumbuh mulus. b. Bibi memiliki 5 – 6 helai daun (umur 21 – 30 hari). 2. Cara Tanam a. Waktu tanam pagi atau sore hari, bila panas terik ditunda. b. Pelastik polibag dilepas. c. Setelah penanaman selesai, tanaman langsung disiram dengan air. 3. Pengamatan hama a. Ulat tanah, aktif malam hari untuk populasi, makan dan bertelur. Ulat makan tanaman muda dengan jalan memotong jalan batang atau tangkai daun. Siang hari sembunyi dalam tanah disekitar tanaman terserang. b. Ulat grayak, cirri ulat yang baru menetas atau masih kecil berwarna hijau dengan bintik hitam dikedua sisi dari perut atau badan ulat, terdapat bercak segitiga pada bagian punggungnya. Gejala serangan, larva memakan permukaan bawah daun dan daging buah dengan kerusakan berupa bintil – bintil atau lubang – lubang besar. Menyiangi rumput disekitar tanaman yang digunakan untuk persembunyian kemudian seprot dengan pestisida organic. 3. Kandungan Buah cabai mengndung kasaisin, kapsantin, karotenoid, alkaloid assiari, resin, minyak menguap, vitamin (A dan C). kapsaisin memberikan rasa pedas pada cabai, berkhasiat untuk melancarkan aliran darah serta pematirasa kulit. 1. Hama 1. Pengertian Hama adalah hewan yang merusak tanaman atau hasil tanaman karena aktifitas hidupnya, terutama aktifitas untuk memperoleh makanan. Hama tanaman memiliki kemampuan merusak yang sangat hebat. Akibatnya tanaman dapat rusak atau bahkan tidak dapat menghasilkan sama sekali. Hama tanaman berupa serangga misalnya wereng, kutu daun, walang sangit, belalang, berbagai ulat dan berbagai kumbang dan juga hewan mamalia tapi diantara hama tersebut yang paling menimbulkan kerugian besar pada tanaman adalah kelompok serangga. BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metodologi Penelitian 1. Metode Penelitian Metode penelitian yang dilakukan adalah dengan metode menghaluskan daun sirsak dengan cara di blender. Penelitian ini dilakukan dengan menggali informasi sebanyak-banyaknya dengan membaca buku dan membuka website internet yang berkaitan dengan karya ilmiah ini. B. Tempat dan Waktu Penelitian ini dilakukan selama beberapa waktu dengan mengamati kandungan dalam buah sirsak, dan mencari ilustrasi tentang sirsak melalui internet. Waktu pelaksanaan penalitian adalah selama 4 hari. C. Alat-alat dan Bahan yang diperlukan a. Alat : 1. Blender 2. Kain halus 3. Wadah (timba cet) b. Bahan : 1.50 lembar daun sirsak 2. Air secukupnya 3.15 gram detergen D. Cara Kerja : 1. Masukkan air kedalam blender beserta daun sirsak dan 15 gram detergen. 2. Blender semua bahan yang dimasukkan ke blender, tunggu sampai 3 menit. 3. Matikan blender, lalu tuangkan hasil blender kedalam wadah saring dengan kain halus. 4. Selanjutnya wadah ditutup hingga rapat, dan letakkan wadah tersebut di ruang yang terhindar dari sinar matahari dan udara, tunggu selama 1 malam. 5. Setelah 1 malam buka tutup wadah dan tuangkan kedalam semprotan, kemudian semprotkan ke hama secara langsung yang semacam ulat, rayap dll. 6. Tunggu sampai 1,2 menit ulat akan mati. BAB IV PEMBAHASAN A. Khasiat dari buah sirsak Khasiat dari buah sirsak ini adalah memberikan efek anti tumor atau kanker yang sangat kuat, dan trbukti dalam medis menyembuhkan segala jenis kanker, buah sirsak juga berfungsi sebagai anti bakteri, anti jamur, efektif melawan berbagai jenis parasit atau cacing, menurunkan tekanan stress,depresi, darah tinggi, dan menormalkan kembali system syaraf yang baik. B. Kandungan dalam buah sirsak Kaya vitamin C, buah sirsak terdiri dari 67,5% daging buah, 20% kulit buah, 8,5% biji buah, dan 4% inti buah. Setelah air, kandungan zat gizi yang terbanyak dalam sirsak adalah kabohidrat. Salah satu kabohidrat dalam buah sirsak adalah gula pereduksi (glukosa dan fruktosa) dengan kadar 81,9 – 93,6% dari kandungan gula total. Buah sirsak mengandung sangat sedikit lemak (0,3g/100g), sehingga sangat baik untuk kesehatan. C. Pestisida Pestisida adalah bahan yang digunakan untuk mengendalikan, menolak, memikat, atau membasmi organism pengganggu. Nama ini berasal dari pest (hama) yang diberi akhiran cide (pembasmi). Sasarannya bermacam – macam, seperti serangga, tikus, gulma, burung, mamalia, ikan, atau mikrobia yang dianggap mengganggu. 1. Jenis Racun Pestisida Pestisida dari segi racunnya dibedakan atas : a. Racun sistemik, artinya dapat diserap melalui system organism. Misalnya melalui akar atau daun kemudian diserap kedalam jaringan tanaman yang akan bersentuhan atau dimakan oleh hama sehingga mengakibatkan peracunan bagi hama. b. Racun kontak, artinya langsung dapat menyerap melalui kulit pada saat pemberian insektisida atau dapat pula sel pada serangga terkena cairan pestisida dengan selang beberapa waktu setelah penyemprotan ulat mati. 2. Macam – macam Pestisida a. Pestisida Anorganik Adalah subtansi kimia dan bahan lain serta jasa renik dan virus yang digunakan untuk mengendalikan berbagai hama. b. Pestisida Organik Adalah bahan aktif tunggal atau majemuk yang berasal dari tumbuhan yang dapat digunakan untuk mengendalikan organism pengganggu tumbuhan. Pestisida organic ini dapat berfungsi sebagai penolak, penarik, antifertilitas (pemandul), pembunuh dan bentuk lainnya. Secara umum pestisida organic diartikan sebagai suatu pestisida yang bahan dasarnya berasal dari tumbuhan yang relative mudah dibuat dengan kemampuan dan pengetahuan yang terbatas. Oleh karena terbuat dari bahan alami maka jenis pestisida ini bersifat mudah terurai (biodegradable) dialam sehingga tidak tercemar lingkungan dan aman bagi manusia dan ternak peliharaan karena resiko mudah hilang. BAB V PENUTUP Berdasarkan uraian bab-bab diatas maka dapat diambil kesimpulan serta saran sebagai berikut : A. Kesimpulan Setelah mempelajari dari bab I sampai bab II dapatdisimpulkan bahwa daun mimba, tembakau, gadung, sirsak, dan ecotan dapa digunakan sebagai pestisida organik pada tanaman cabai. B. Saran Adapun saran dalam penelitian ini dapat diperoleh saran dari berbagai segi antara lain : 1. Segi Pemerintah a. Pemerintah agar lebih merespon dan memperhatikan pestisida organik sebagai penyelamat ekosistem. b. Pemerintah dapat mendukung dan merespon adanya pestisida dari bahan-bahan organik. 2. Segi Petani a. Petani harus memperhatikan dampak yang ditimbulkan pestisida kimia. b. Petani harus lebih mempercayai pestisida organik sebagai pembasmi hama. 3. Segi Penulis a. Saya menyadari bahwa penelitian ini banyak sekali kekurangan oleh karena itu, penelitian ini perlu dilakukan penelitian lanjutan untuk mengetahui hasil yang lebih baik. b. Saya mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak untuk memperbaiki karya ini. DAFTAR PUSTAKA alangkah baiknya anda klik disini, karena lebih mudah :D

1 comment: